Ketika Raga Berpijak di Wonosobo

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Senang sekali pada kesempatan ini penulis bisa mengungkapkan perasaan dalam bentuk tulisan yang berjudul "Ketika Raga Berpijak di Wonosobo". Tak perlu saya jelaskan kenapa saya mengambil judul tersebut karena mungkin tidak terlalu menarik. Bagaimana jika yang membuat anda tertarik adalah isi dari tulisan ini? 

Wonosobo, kabupaten yang berbatasan dengan Kabupaten Temanggung di sebelah timur ini menyimpan kekayaan yang sangat beragam. Mulai dari kekayaan alam, wisata, tradisi, kuliner, dan lain-lain. Tentu kekayaan-kekayaan tersebutlah yang membuat kita tertarik untuk berkunjung ke suatu daerah.


Ketika Raga Berpijak di Wonosobo
Selamat Datang di Wonosobo
Ketika anda berjalan ke Wonosobo dari arah Temanggung, anda akan disambut dengan suhu Wonosobo yang termasuk dingin. Ini terjadi karena memang batas wilayah Wonosobo dan Temanggung terletak di dataran yang cukup tinggi bertepatan dengan lereng Sindoro dan Sumbing. Bagi anda yang suka mendaki gunung, bisa juga mecoba mendaki Gunung Sindoro dan Sumbing melalui jalur Wonosobo. 

Berjalan menuju arah kota, kita akan menikmati pemandangan alam perkebunan teh yang sangat menarik. Namun apa bila anda berkeinginan untuk menikmati pemandangan perkebunan teh yang lebih menawan, ada baiknya anda berkunjung ke Perkebunan Teh Tambi. Lain dari itu, pengendara kendaraan bermotor perlu berhati-hati juga ketika melewati jalan ini karena jalur turunan cukup panjang. 

Setelah melewati turunan panjang, kita akan dijumpai dengan Pasar Tradisional yang terletak di Kertek, Wonosobo. Karena terletak di daerah Kertek, akhirnya pasar ini terkenal dengan sebutan Pasar Kertek. Layaknya pasar tradisional pada umumnya, Pasar Kertek ini menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan rumah tangga seperti sembako, dan lain-lain. Yang saya tahu, harga barang-barang di Pasar Kertek ini cukup miring.

Kota yang terkenal dengan Buah Caricanya ini juga mempunyai Pasar Modern berupa Swalayan. Swalayan yang cukup terkenal adalah Rita Swalayan, terletak pada jalan menuju alun-alun Kabupaten Wonosobo dari arah selatan.

Tak lengkap rasanya ketika kita berkunjung ke suatu kota, tapi tidak tahu budaya atau tradisi yang ada di daerah tersebut. Wonosobo akan menjawabnya!! Taukah anda tentang Rampak Yaksa, Emblek, dan Tari Lengger? Nama-nama tersebut adalah jenis budaya yang ada di Wonosobo. Secara singkat, Rampak Yaksa adalah tarian tradisional Dieng untuk mengiringi prosesi ruwatan rambut gimbal, tarian ini mengisahkan tentang perayaan kelahiran Gatotkaca, putera dari Bima dan Arimbi. Kemudian Emblek atau pada umumnya dikenal dengan Kuda Lumping. Siapa sih yang tidak tau Kuda Lumping?. Yang terakhir adalah Tari Lengger, merupakan tarian berasal dari kata "Le" yang berarti anak laki-laki, dan "Ger" yang berarti geger. Tarian Lengger ini terdiri dari beberapa babak.

Saatnya  kita membahas yang kebanyakan orang mencarinya. Apakah itu? Yak! Tepat sekali, sekarang kita akan membahas tentang wisata apa saja yang ada di Wonosobo. Banyak pilihan tujuan wisata yang ditawarkan oleh Wonosobo. Yang masih menjadi andalan Wonosobo adalah Dieng dengan bermacam-macam wisatanya. Berupa dataran tinggi dengan pemandangannya. Kemudian dengan telaga yang ada di kawasan Dieng, ada Telaga Warna dan Telaga Pengilon. Di kawasan Dieng, juga terdapat kompleks Candi yang bernama Candi Arjuna, di sinilah tempat berlangsungnya tradisi Rampak Yaksa yang sudah kita bahas di atas.  Di kawasan Dieng juga anda akan melihat langsung tanaman buah khas Wonosobo yaitu Carica. Namun bagi anda yang senang berburu sunrise, Sikunir menjadi pilihan yang tepat untuk anda karena terletak tidak jauh dari kawasan Dieng. 

Nah, kalau kita sudah berjalan jauh ke Dataran Tinggi Dieng. Waktunya kita berjalan turun menuju kawasan wisata yang lain. Terletak di daerah Garung Wonosobo, ada Telaga Menjer. Di Telaga ini kita bisa menikmati suasana alam yang luar biasa, dikelilingi bukit yang tinggi sedangkan kita berada dalam perahu yang berada dalam telaga yang luas dan dalam. Air yang sangat banyak dari Telaga Menjer ini dimanfaatkan oleh Pemda Wonosobo untuk dijadikan sumber listrik, yang disalurkan dan diolah melalui PLTA Garung. 

Terletak tidak begitu jauh dari Telaga Menjer, ada wisata alam yang patut kita kunjungi. Namanya Taman Rekreasi Kalianget. Sesuai dengan namanya, Kalianget menyediakan air hangat yang berasal dari belerang sekitar wilayah tersebut. Wisata ini aman, bahkan ada yang memanfaatkan kalianget ini untuk penyembuhan penyakit.

Karena wilayah Wonosobo terkenal dengan suhu lingkungan yang termasuk dingin, tentu makanan khas yang ditawarkan akan sesuai dengan yang dibutuhkan para pengunjung daerah ini. Adalah Mie Ongklok dan Tempe Kemul, menjadi makanan khas Wonosobo yang pas kita nikmati ketika berada di Wonosobo. Namun untuk makanan yang biasanya menjadi buah tangan adalah Carica dengan berbagai macam olahannya. Selain itu, ada juga purwaceng. Minuman khas Wonosobo yang tak kalah nikmatnya untuk kita seduh.
Ketika Raga Berpijak di Wonosobo
Wonosobo Asri


Itu tadi artikel tentang Wonosobo, Kota dengan Tagline Wonosobo Asri, Semoga Selalu Asri Alamnya, Warganya, dan Semua yang ada di Wonosobo. Selain yang saya tuliskan di atas, masih banyak hal yang akan kita dapatkan ketika kita memijakkan kaki di Wonosobo. Ayo ke Wonosobo! Hilangkan rasa penasaran anda tentang Wonosobo.

Sekian, Terimakasih, dan Semoga Bermanfaat!! 

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Postingan artikel ini diikutsertakan dalam #NJFWonosobo2015 



Netizen Journalistic Festival - NJF Wonosobo
Netizen Journalistic Festival - NJF Wonosobo


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
3 Komentar untuk "Ketika Raga Berpijak di Wonosobo"

mampir ke sleman kang.. :D

Siap...
dolan nang wonosobo,,,
wisatane macem2

Moga ada waktu dolanan wonosobo utk nyari jodoh

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top