Salam Kemanusiaan!!
Kali ini saya ingin berbagi tentang perjalanan saya ketika ikut dalam pencarian pendaki yang hilang di Sindoro pada Kamis, 2 April 2015. Saya tidak begitu hafal dan paham tentang kronologi hilangnya pendaki tersebut. Namun, kebetulan saya terlibat dalam pencarian meskipun hanya pada hari jum'at dan sabtu saja.
Saya mendengar kabar dari komandan saya di Ubaloka Kwarcab Temanggung. Jum'at pagi sekitar pukul 09.00, saya mendapat telefon dari komandan, pertama memberi kabar tentang hilangnya seorang pendaki di Pendakian Sindoro Jalur Kledung, kemudian memberikan tugas agar ikut dalam pencarian. Karena ini merupakan tugas kemanusiaan, tanpa berpikir panjang, saya langsung bersiap diri untuk bergegas ke Base Camp Pendakian Sindoro Jalur Kledung yang biasa dikenal dengan Grassindo. Karena terbatasnya perlengkapan, saya hanya berpakaian Kaos Seragam Lapangan, celana training, sandal gunung, dan berbekal tas daypack, dan jas hujan. Dalam pikiran saya ketika itu, yang terpenting adalah saya ingin membantu dan semoga bisa bermanfaat.
Packing sebentar, langsung bergegas mengendarai sepeda motor menuju Base Camp yang menghabiskan waktu sekitar 20-30 menit. Sesampainya di Base Camp, ternyata masih ramai dengan pendaki yang berlalu lalang, kebanyakan saat itu pendaki mau naik, hanya beberapa saja yang sudah turun. Dan terlihat jelas, teman-teman relawan dari SAR Kab Temanggung sudah merapatkan barisan, saya mencoba mendekat dan ternyata sedang pendataan identitas korban dengan cara mewawancari rekan korban.
Setelah pendataan selesai, tidak selang begitu lama, teman-teman dari BPBD Kab Temanggung sudah datang satu rombongan dengan menggunakan Mobil Rescue. Singkat cerita, saat itu langsung menyiapkan Sru yang dibagi untuk pencarian di Jalur Pendakian Sindoro. Saat itu yang bertugas membagi Sru adalah Bapak Suhendar atau akrab disapa Pak Ujang dari SAR Kab Temanggung. Dibagi menjadi dua sru, yang pada awalnya akan ditempatkan di POS 3 dan Puncak.
Tepat pukul 11, Sru diberangkatkan menuju jalur pendakian. Dan penjelajahanpun dimulai. Untuk pemberangkatan, kami masih melewati jalur pendakian seperti biasa, dan sesuai target, kami (sru puncak) harus sampai setidaknya di POS 3 untuk istirahat siang. Pendakian ini bagi saya cukup ekstrim. Karena hanya berbekal peralatan seadanya. Setidaknya ada jas hujan yang siap menjadi pelindung di malam hari.Selama perjalanan, ternyata cuaca silih berganti, dari hujan, panas, hujan lagi, dan terus seperti itu. Sesampainya di POS 3, akhirnya kami mendirikan tenda, dan berisitirahat. Tidak sesuai dengan komando awal, dengan menggunakan Radio HT, sru puncak ditugaskan oleh Posko Induk di Base Camp untuk bermalam di POS 3.
Akhirnya kami berbagi tugas, ada sebagian yang mulai mencari korban. Ada sebagian yang stay di tenda, mencari kayu bakar, dan menjaga tenda. Cukup lelah memang, tapi karena ini misi kemanusiaan, tak ada keluhan, yang jelas kami harus tetap menjaga kondisi fisik kami tetap fit, dan tidak boleh ada satupun yang memaksakan diri, semuanya harus tau kemampuannya masing-masing.
Sore itu masih nihil, tidak ada tanda-tanda keberadaan korban. Akhirnya tim beristirahat, termasuk sru dua. Pagi hari, layaknya pendaki pada umumnya, saya sempatkan untuk mengambil gambar Matahari terbit dan suasana di Pos 3 yang ditempati banyak pendaki.
Sekitar pukul 08.00, kami laksanakan semacam breefing. Namun sempat terjadi beberapa perbedaan pendapat, apakah mau lanjut, atau kita turun bergantian TIM. Karena perlu kita ketahui bahwa saat itu tim kami kondisi termasuk kurang, perbekalan kurang, dan sebagainya. Tentu hal ini menjadi perbincangan tersendiri pagi itu. Akhirnya diputuskan, ada tim yang turun dan ada yang bertahan dan melanjutkan pencarian ke atas. Dan saya termasuk di dalam tim yang turun.
Packing peralatan yang sekiranya perlu dibawa turun. Kami turun tidak melalui jalur pendakian, akan tetapi semacam "Trabas", melewati pinggirian lembah, dan memasuki hutan, dan tentu harus membuat jalur sendiri. Disinilah letak hal yang berkesan, berbeda dengan pendaki pada umumnya. Sempat kesulitan juga ketika harus menemukan tebing tinggi, kami harus berbalik arah dan mencari jalur baru yang lebih aman.
Namun perjalanan pulang kami ini masih sama dengan hari jum'at, Masih Nihil.
Karena jalur yang agak sulit juga, akhirnya kami memasuki jalur pendakian lagi ketika mendekati POS 2. Tidak jarang kami berpapasan dengan relawan dari berbagai daerah, misalnya Wonosobo, dan Yogyakarta. Perjalanan yang cukup panjang, dan berakhir di Base Camp.
Sampai hari ke tujuh, pendaki tersebut belum juga ditemukan, dan sesuai dengan SOP evakuasi korban, pencarian diberhentikan, akan tetapi masih ada pencarian dalam skala kecil.
Sekian.
Salam Kemanusiaan!!
[Hendry Sulistyo-Ubaloka 11.23 Tmg]
POS 3 Sindoro Jalur Kledung |
Tim Evakuasi, SAR, Ubaloka, BPBD, Relawan | Sindoro POS 3 Jalur Kledung |
Tim Evakuasi, SAR, Ubaloka, BPBD, Relawan | Sindoro POS 3 Jalur Kledung |
Sindoro POS 3 Jalur Kledung |
Landscape Sumbing dari Sindoro POS 3 Jalur Kledung |
0 Komentar untuk "Pencarian Pendaki Hilang Asal UIN Yogyakarta di Sindoro April 2015"